Pendahuluan
Di
dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ)
tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat
nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan
baik. Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa
utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat
pengalir/distribusi.
Pembagian sistem sirkulasi
Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1.
Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari
jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.
2.
Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir
dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.
Bagan Sistem Sirkulasi Darah Manusia Sumber: www.bcb.uwc.ac.za
Aliran Darah Dalam Sistem Sirkulasi di Tubuh Manusia Pada
orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem
sirkulasi mencapai 5-6 liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar
mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan paru-paru tanpa henti.
Untuk menjelaskan alur aliran darah, kita dapat memulai dari sistem
sirkulasi sistemik kemudian sistem sirkulasi pulmoner.
a. Sistem sirkulasi sistemik Sistem
sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung
banyak oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung
melalui bilik (ventrikel) kiri ke pembuluh darah Aorta lalu keseluruh
bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang
diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.
Kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian yang disebut dengan vasomotion sehingga darah didalamnya mengalir secara terputur-putus (intermittent). Vasomotion terjadi
secara periodik dengan interval 15 detik- 3 menit sekali. Darah
mengalir secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan
rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini memungkinkan
terjadinya pertukaran zat melalui dinding kapilaria. Pertukaran zat ini
terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor vesikuler, serta
filtrasi dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah bersih
dinamakan arteriole sedangkan ujung kapilaria yang membawa darah kotor
dinamakan venule, terdapat hubungan antara arteriole dengan venule
melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui 'Arteria-Vena Anastomose (A-V Anastomosis).'
(lihat gambar 2 di bawah). Darah dari arteriole mengalir kedalam venule
kemudian melalui pembuluh darah balik (vena terbesar yang menuju
jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) kembali
ke jantung kanan (serambi/atrium kanan). Darah dari atrium kanan
memasuki ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup berdaun 3).
b. Sistem sirkulasi paru (pulmoner) Sistem
sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung
Oksigen (O2) tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava
Inferior dan Vena Cava Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan
(Ventrikel/bilik kanan) melalui Arteri Pulmonalis menuju paru-paru (paru
kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah di dalam Arteri Pulmonalis
sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat daripada aliran darah di
dalam Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria
paru-paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan melalui proses
filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di kapilaria paru-paru terjadi
pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang
mengandung banyak Oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru
melalui Vena Pulmonalis (Vena Pulmonalis kanan dan kiri) memasuki
jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran darah di dalam
kapilaria paru-paru sangat lambat, setelah mencapai Vena Pulmonalis,
kecepatan aliran darah bertambah kembali. Seperti halnya Aorta, Arteri
Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut).
Selanjutnya
darah mengalir dari dari atrium kiri melalui katup Mitral (katup
berdaun 2) memasuki Ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui Aorta,
maka dimulailah sistem sirkulasi sistemik (umum), dan seterusnya secara
berkesinambungan.
Gambar
1. Penampang jantung manusia.
Gambar 2. Hubungan arteriole dengan venule.
Jadi secara ringkas aliran darah dalam sistem sirkulasi darah manusia sebagai berikut:
- Sistem Sirkulasi Sistemik: jantung
(bilik / ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri --> Arteriole
--> Capillary bed atau A-V Anastomose --> venule --> vena
--> Vena Cava (Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) -->
Jantung (atrium/serambi kanan).
- Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung
(bilik/ventrikel kanan) --> Arteri Pulmonalis --> Paru -->
Kapilaria paru --> Vena Pulmonalis --> jantung (atrium/serambi
kiri).
Sifat pembuluh darah
Pembuluh
darah dapat kita ibaratkan sebagai selang yang bersifat elastis, yaitu
diameternya dapat membesar atau mengecil. Sifat elastis ini sangat
bermanfaat untuk mempertahankan tekanan darah yang stabil. Pada keadaan
normal, apabila tekanan di dalam pembuluh darah meningkat, maka diamater
pembuluh darah akan melebar sebagai bentuk adaptasi untuk menurunkan
tekanan yang berlebih agar menjadi normal. Sebaliknya diameter pembuluh
darah akan mengecil bila tekanan darah turun. Bila pembuluh darah
mengalami kekakuan maka ia menjadi kurang fleksibel sehingga tidak dapat
melakukan antisipasi terhadap kenaikan/penurunan tekanan darah.
Elastisitas
pembuluh darah tidak tetap, pembuluh darah akan menjadi kaku seiring
bertambahnya usia (misal oleh karena terjadi pengapuran pada dindingnya)
oleh karena itu tekanan darah pada orang lanjut usia cenderung sedikit
lebih tinggi dari pada orang muda. Penyebab lain dari kekakuan pembuluh
darah adalah karena adanya tumpukan kolesterol pada dinding bagian dalam
pembuluh darah. Kolesterol juga menyebabkan penyempitan diameter
pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan menyebabkan hipertensi
(penyakit darah tinggi), walau sebenarnya tidak semua penyakit darah
tinggi disebabkan karena kekakuan pembuluh darah. Apabila dinding
pembuluh darah menjadi kaku disertai penyempitan pada sebagian besar
pembuluh darah, maka tekanan darah dapat menjadi sangat tinggi
(hipertensi berat).
Untuk
menjaga agar elastisitas pembuluh darah tetap baik sehingga kita tidak
mudah terkena penyakit tekanan darah tinggi, salah satu cara terbaik
adalah dengan berolahraga (exercise) secara teratur dan
sewajarnya. Dengan melakukan olahraga secara teratur, akan melatih
jantung dan pembuluh darah tetap terjaga kelenturannya.
Sifat darah
Darah
merupakan cairan yang terdiri dari plasma (cairan bening) dan sel-sel
darah (yang terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan sel
pembeku darah). Adanya sel-sel darah menyebabkan adanya semacam
pergeseran intern (internal friction) diantara lapisan yang berdampingan sehingga menyebabkan adanya sifat viskositas darah.
Viskositas darah normal = 3-4 kali viskositas air.
Viskositas plasma darah = 1,5-2 kali viskositas air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah
Viskositas darah memegang peranan penting dalam aliran darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah antara lain:
a) Volume hematokrit (volume sel darah merah): volume hematokrit yang meningkat akan diikuti viskositas darah yang meningkat.
b) Kadar protein plasma: bila kadarnya naik maka viskositas naik dan sebaliknya.
c) Suhu tubuh: bila suhu tubuh naik, viskositas turun.
d) Kecepatan aliran darah: bila kecepatan aliran darah turun maka viskositas naik.
e)
Diameter pembuluh darah: bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5
mm, maka viskositas darah turun. Hal ini dikenal sebagai Fahreus-Lindquist effect. Di dalam pembuluh darah kecil dimana darah mengalir lambat, maka d) dan e) bekerja saling berlawanan.
Aliran darah
Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka diperlukan adanya tekanan darah minimum yang disebut juga critical clossing pressureyield pressure.
Tekanan minimal ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah
kecil (kapiler) yaitu sebesar 20 mm Air Raksa.(Hg). Kecepatan aliran
darah yang tercepat pada Aorta (pembuluh darah tempat keluarnya darah
dari jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total darah yang dipompa keluar jantung kira-kira 5,5 liter darah per menit.
Penggolongan pembuluh darah
Berdasarkan ukuran dan fungsinya, pembuluh darah dapat digolongkan sebagai berikut:
- Windkessel vessels (compression chamber):
pembuluh darah yang sangat besar, misal: aorta dan arteri besar
lainnya. Pembuluh ini sangat elastis dan menyimpan energi potensial yang
dirubah menjadi energi kenetik.
- Resistance vessels: diameter agak kecil, memiliki sistem pengaturan yang sangat efisien dan diatur pula oleh sistem syaraf otonom.
- Exchange vessels:
pembuluh darah kapiler (kapilaria). Pembuluh terkecil, dindingnya
terdiri dari 1 lapisan sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat di
dalamnya antara darah dengan cairan tubuh lainnya (cairan
interstitiil).
- Capacity vessels: pembuluh-pembuluh darah balik (vena dan venuli), dapat menampung darah dalam jumlah banyak.
- Shunt vessels:
aliran darah yang tidak melalui pembuluh kapiler akan melewati shunt
ini, tidak turut dalam pertukaran cairan dan zat-zat., diatur oleh
sistem syaraf otonom dan hanya terdapat di beberapa tempat, misal:
kulit. Gunanya agar darah lebih mudah mengeluarkan panas keluar
tubuh/permukaan.
Tekanan darah
Jantung memompa darah secara terputus-putus (intermittent)
kedalam pembuluh darah terbesar (aorta), selanjutnya kedalam arteri,
dst sehingga tekanan darah di dalamnya berganti-ganti naik turun. Aorta
dan arteri merupakan pembuluh darah yang elastis sehingga tekanan yang
mendadak naik dapat turun secara berangsur-angsur dan disebarkan
keseluruh tubuh. Oleh karena itu aorta dan arteri besar dinamakan Windkessel vessels (compression chamber). Jenis tekanan darah dapat dibedakan sbb:
- Tekanan
sistole: tekanan darah tertinggi selama 1 siklus jantung, merupakan
tekanan yang dialami pembuluh darah saat jantung berdenyut/memompakan
darah keluar jantung. Pada orang dewasa normal tekanan sistole berkisar
120 mm Hg
- Tekanan
diastole: tekanan darah terendah selama 1 siklus jantung, suatu tekanan
di dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat. Pada orang dewasa tekanan diastole berkisar 80 mm Hg
- Tekanan nadi: selisih antara tekanan sistole dan diastole.
Pengukuran tekanan darah
Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara:
- Pengukuran secara langsung (direct): dengan memasukkan sebuah kanula kedalam arteri dan menghubungkannya dengan manometer Air Raksa.
- Pengukuran secara tidak langsung (indirect): mengukur tekanan darah secara auskultasi memakai stetoskop, manset tekanan, pompa karet, dan manometer air raksa.
|